Setiap mahasiswa punya gaya belajar yang berbeda. Ada yang betah berjam-jam membaca buku dan menganalisis teori, ada juga yang justru lebih cepat paham ketika langsung terjun ke praktik. Nah, kalau kamu termasuk tipe mahasiswa yang lebih suka belajar dengan praktek daripada teori, artikel ini bisa jadi panduan buatmu.
Belajar itu tidak melulu soal duduk di kelas sambil mencatat poin-poin penting dari dosen. Justru, bagi sebagian orang, cara terbaik memahami sesuatu adalah dengan mengalami langsung. Tapi tantangannya, sistem perkuliahan biasanya tetap mewajibkan mahasiswa memahami teori dasar. Jadi, bagaimana caranya menyeimbangkan keduanya agar hasil belajar tetap maksimal?
Yuk, kita bahas beberapa teknik belajar yang bisa membantu mahasiswa praktikal seperti kamu.
1. Gunakan Metode Learning by Doing
Kalau kamu tipe praktikal, metode learning by doing adalah sahabat terbaikmu. Daripada hanya membaca teori, cobalah langsung menerapkan konsep yang sedang dipelajari.
Contoh sederhana:
- Kalau kamu anak teknik informatika, setelah belajar konsep algoritma, langsung praktekkan dengan membuat program kecil.
- Kalau kamu jurusan kedokteran, coba hubungkan teori anatomi dengan praktik di laboratorium.
- Kalau kamu anak manajemen, setelah belajar teori pemasaran, coba buat mini project dengan riset pasar sederhana.
Semakin sering kamu praktek, semakin cepat otakmu menyerap dan mengingat materi.
2. Terapkan Project-Based Learning
Metode ini cukup populer di dunia pendidikan modern. Alih-alih hanya belajar dari buku, kamu bisa mencoba membuat sebuah proyek nyata. Proyek ini bisa berupa penelitian kecil, bisnis sederhana, atau produk yang berhubungan dengan bidangmu.
Misalnya:
- Mahasiswa arsitektur bisa mencoba merancang rumah minimalis berdasarkan teori desain.
- Mahasiswa akuntansi bisa mengelola pembukuan usaha kecil milik teman atau keluarga.
- Mahasiswa psikologi bisa melakukan observasi perilaku di sekitar kampus, lalu menghubungkannya dengan teori psikologi sosial.
Dengan begitu, kamu tidak hanya belajar teori di kepala, tapi juga melihat bagaimana teori itu berjalan di dunia nyata.
3. Gunakan Simulasi atau Role Play
Buat kamu yang lebih suka belajar secara aktif, simulasi bisa jadi cara yang menyenangkan.
Contoh:
- Mahasiswa hukum bisa mencoba moot court atau sidang peradilan tiruan.
- Mahasiswa pendidikan bisa latihan mengajar di depan teman-temannya.
- Mahasiswa ekonomi bisa melakukan simulasi pasar saham dengan data real-time.
Simulasi membuatmu merasakan pengalaman nyata, tapi dalam situasi yang aman untuk berlatih.
4. Manfaatkan Media Visual dan Interaktif
Bagi mahasiswa praktikal, belajar hanya dengan membaca teks panjang seringkali bikin bosan. Solusinya, gunakan media visual dan interaktif.
Kamu bisa mencoba:
- Video penjelasan tutor di Video Premium M3
- Modul belajar audio visual M3
- Atau mengikuti kegiatan temu pakar tiap bulannya
Misalnya, mahasiswa kedokteran bisa menggunakan aplikasi M3 Super Apps, dan mahasiswa desain bisa eksplorasi langsung di aplikasi editing.
Dengan cara ini, teori yang rumit bisa jadi lebih mudah dipahami karena divisualisasikan.
5. Belajar dengan Sistem Peer Learning
Kadang, belajar sendiri bikin cepat jenuh. Nah, kalau kamu tipe yang lebih suka praktek, coba belajar bareng teman dengan sistem peer learning.
Caranya simpel: bentuk kelompok kecil dengan teman satu jurusan, lalu lakukan diskusi interaktif. Saling menjelaskan materi akan membuatmu memahami konsep lebih dalam, apalagi kalau langsung dipraktikkan bersama.
Misalnya:
- Satu orang menjelaskan konsep teori, yang lain mencoba mempraktikkannya.
- Buat studi kasus kecil lalu pecahkan bersama.
- Terapkan role play sesuai bidangmu, misalnya mahasiswa hukum menjadi pengacara dan jaksa secara bergantian.
Dengan cara ini, belajar jadi terasa lebih seru, tidak monoton, dan pastinya lebih menempel di ingatan.
6. Terapkan Flipped Classroom Versi Mandiri
Konsep flipped classroom biasanya dilakukan oleh dosen di kelas. Tapi kamu bisa menerapkannya secara mandiri. Intinya, teori dipelajari dulu secara singkat di rumah, lalu waktu belajar dipakai untuk praktek.
Contohnya:
- Sebelum kuliah, kamu baca ringkasan materi atau menonton video penjelasan teori.
- Saat perkuliahan, fokus bertanya dan mencoba praktek langsung.
- Setelah kuliah, perkuat pemahaman dengan membuat mini project atau latihan soal.
Dengan cara ini, waktu belajarmu tidak habis hanya untuk membaca teori yang sulit dipahami. Justru kamu bisa lebih cepat paham karena langsung melihat aplikasinya.
7. Dokumentasikan Proses Belajarmu
Salah satu kelemahan mahasiswa praktikal adalah sering lupa mencatat teori yang dipelajari. Nah, solusinya, coba dokumentasikan setiap proses praktek.
Kamu bisa menulis jurnal belajar, membuat vlog singkat, atau sekadar mencatat poin penting di aplikasi catatan. Dengan begitu, kalau suatu saat perlu mengingat kembali, kamu tinggal membuka dokumentasi tersebut.
Selain itu, dokumentasi juga bisa jadi portofolio. Siapa tahu, hasil praktek dan proyekmu bisa jadi nilai tambah saat melamar kerja nanti.
8. Terapkan Prinsip 70:20:10
Ada teori belajar populer yang disebut 70:20:10 rule. Prinsipnya:
- 70% belajar dari pengalaman langsung (praktek, proyek, eksperimen).
- 20% belajar dari interaksi dengan orang lain (diskusi, mentoring, peer learning).
- 10% belajar dari teori formal (buku, jurnal, kuliah).
Kalau kamu lebih suka praktek, prinsip ini cocok banget. Artinya, jangan terlalu keras pada diri sendiri kalau teori terasa sulit. Fokuslah memperkuat pemahaman melalui praktek, lalu gunakan teori sebagai penunjang.
9. Belajar dari Kasus Nyata
Belajar teori memang penting, tapi menghubungkannya dengan kasus nyata akan membuatmu lebih mudah memahami. Cobalah cari studi kasus dari berita, pengalaman orang, atau masalah sehari-hari.
Contoh:
- Mahasiswa hukum bisa menganalisis kasus hukum aktual.
- Mahasiswa kedokteran bisa mempelajari kasus medis dari jurnal penelitian.
- Mahasiswa bisnis bisa mengamati strategi marketing brand besar.
Dengan begitu, kamu tidak hanya belajar teori kaku, tapi juga memahami bagaimana teori tersebut dipakai dalam dunia nyata.
10. Jangan Takut Gagal Saat Praktek
Terakhir, tapi paling penting: jangan takut gagal. Mahasiswa praktikal biasanya belajar paling cepat ketika mencoba, gagal, lalu memperbaiki.
Kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Kalau hanya membaca teori tanpa mencoba, kamu tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya menghadapi tantangan nyata. Jadi, nikmati setiap kesalahan sebagai bahan evaluasi untuk berkembang.
Kesimpulan
Menjadi mahasiswa yang lebih suka praktek daripada teori bukanlah kelemahan. Justru itu bisa jadi kekuatan kalau kamu tahu cara memanfaatkannya. Dengan metode learning by doing, project-based learning, simulasi, peer learning, hingga dokumentasi proses, kamu bisa mengoptimalkan gaya belajarmu.
Ingat, teori memang tetap penting, tapi bukan berarti harus jadi pusat utama. Sesuaikan cara belajar dengan gaya yang paling membuatmu nyaman. Pada akhirnya, yang terpenting adalah pemahaman dan keterampilan nyata yang bisa kamu bawa setelah lulus nanti.