Kata Kunci

Abstrak

Latar Belakang: Hiperurisemia telah menjadi masalah kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini. Penggunaan obat tradisional, terutama herbal, telah digunakan dalam pengobatan hiperurisemia. Klinik Jamu Hortus Medicus Tawangmangu memiliki beberapa formula herbal yang diaplikasikan dalam perawatan pasien hiperurisemia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tanaman obat yang paling banyak digunakan untuk hiperurisemia dan persentase efikasi terapi hiperurisemia dengan menggunakan tanaman obat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang retrospektif dengan menggunakan purposive sampling. Total sampel adalah 120 rekam medis dan resep pasien hiperurisemia di klinik Hortus Medicus untuk periode Juli-Desember 2020. Hasil: Ada 3 formula herbal hiperurisemia yang digunakan di Hortus Medicus. Berdasarkan perhitungan resep dokter untuk hiperurisemia, formula herbal pertama yang terdiri dari kulit kayu secang (Caesalpinia sappan), herba tempuyung (Sonchus arvensis), daun kepel (Stelechocarpus burahol) diresepkan sebanyak 72 resep (60%). Formula herbal kedua yang terdiri dari herba cabe jawa (Piper retrofactum), daun sendok (Plantago mayor), seledri (Apium graveolens) dengan 36 resep (30%), dan formula herbal ketiga yang terdiri dari herba rumput bolong (Equisetum debille), temulawak (Curcuma xanthorizza), kunyit (Curcuma domestica) dengan 12 resep (10%). Efikasi terapi formula herbal ke-1, ke-2 dan ke-3 adalah 80%; 60%; 50%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan luaran terapi hiperurisemia (p= 0,804). Kesimpulan: Di antara tiga formula herbal hiperurisemia yang digunakan di Hortus Medicus, formula pertama paling banyak digunakan. Persentase efikasi terapeutiknya juga lebih tinggi dibandingkan dua formula lainnya.