PENANGANAN HERPES LABIALIS YANG DISEBABKAN OLEH STRES
7 Halaman
Penulis
ISSN
2685-5208 (ONLINE)
Penerbit
Universitas Mahasaraswati Denpasar
Diterbitkan pada
25/12/2021
Bahasa
Indonesia
Kata Kunci
Abstrak
Pendahuluan: Herpes Labialis merupakan bentuk herpes orofasial yang paling umum, diawali dengan rasa terbentuknya vesikel pada tepi vermilion bibir dan sekitarnya dalam waktu 24 jam kemudian ruptur, terjadi erosi superfisial yang kemudian ditutupi krusta. Herpes labialis terjadi pada 50-75% individu yang terpapar infeksi HSV-1 di rongga mulut dan sering mengalami kekambuhan yang diikuti gejala prodromal. Reaktivasi dapat terjadi karena adanya pemicu berupa kondisi imun yang menurun akibat perubahan cuaca, demam, paparan sinar matahari, stres emosional, trauma, menstruasi, penyakit sistemik, alergi, dan imunosupresi. Kasus: Perempuan, 22 tahun dengan keluhan luka pada bibir angularis, awalnya pasien demam selama 2 hari kemudian muncul lepuh berisi cairan yang kemudian ruptur. Penatalaksanaan kasus: Diagnosis ditegakkan dengan menggunakan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang. CBC dan Titer Antibodi HSV-1 menunjukkan nilai di bawah normal untuk eosinofil dan reaktif untuk IgG HSV-1. Pasien mengonsumsi obat antiinflamasi topikal 3 kali sehari dan multivitamin 1 kali sehari. Pembahasan: Infeksi HSV-1 bersifat laten dan dapat mengalami reaktivasi. Kondisi stres dapat menyebabkan penurunan sirkulasi populasi sel imun seperti IL-6, TNFα, Limfosit B, sel NK, dan Monosit yang menyebabkan reaktivasi HSV-1. Kesimpulan: Penatalaksanaan kasus dapat berhasil jika klinisi memahami manifestasi infeksi HSV-1 dan pemeriksaan penunjang tambahan. Selain itu, diperlukan kerja sama dari pasien untuk mengelola stres agar penyakit tidak kambuh lagi.