SUHU TUBUH: HOMEOSTASIS DAN EFEK TERHADAP KINERJA TUBUH MANUSIA
12 Halaman
Penulis
ISSN
2597-999X (ONLINE)
Penerbit
Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (Komisariat Manado), Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Diterbitkan pada
06/08/2009
Bahasa
Indonesia
Kata Kunci
Abstrak
Suhu tubuh didefinisikan sebagai salah satu tanda vital yang menunjukkan status kesehatan seseorang. Dibandingkan dengan primata lain, manusia memiliki kemampuan lebih besar untuk menoleransi suhu panas karena memiliki banyak kelenjar keringat, dan kulitnya sebagian besar ditutupi oleh rambut halus. Di dalam tubuh kita, energi panas dihasilkan oleh otot (kebanyakan), kelenjar keringat, lemak, tulang, jaringan ikat, dan saraf. Energi panas didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah, tetapi suhunya tidak sama di semua bagian tubuh. Terdapat perbedaan (sekitar 40°C) antara suhu inti dan permukaan tubuh. Sistem termoregulator harus mendapatkan dua gradien yang sesuai: 1) antara suhu inti dan permukaan tubuh, dan 2) antara suhu permukaan dan suhu lingkungan. Gradien antara suhu inti dan permukaan tubuh merupakan gradien terpenting untuk mempertahankan fungsi tubuh yang optimal. Pemahaman fisika tentang aspek suhu tubuh dan pengaruhnya terhadap mekanisme homeostatis memberikan kontribusi berharga bagi ilmu klinis terapan.