PERBANDINGAN EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula atropurpurea (Bl.) Dans.) DENGAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA TIKUS WISTAR
7 Halaman
Penulis
ISSN
2598-6376 (ONLINE)
Penerbit
Universitas Islam Bandung, Indonesia
Diterbitkan pada
31/01/2023
Bahasa
Indonesia
Kata Kunci
Abstrak
Penggunaan obat antituberkulosis isoniazid dan rifampisin diketahui dapat menyebabkan drug-induced hepatitis sehingga memerlukan pemberian hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol benalu teh (EBT) dalam mencegah kenaikan kadar Serum Glutamic-Pyruvic Transaminase/ SGPT pada tikus yang diinduksi isoniazid dan rifampisin, dibandingkan dengan ekstrak temulawak (ETL). Sebanyak 24 ekor tikus dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kontrol positif; kontrol negatif; tiga kelompok uji masing-masing diberi induktor dan EBT dengan dosis 35, 70, dan 140 mg/kgBB; kelompok pembanding diberi induktor dan sediaan mengandung ETL dengan dosis 36 mg/kgBB. Setelah 15 hari, dilakukan analisa parameter kadar SGPT sampel darah dari vena lateralis ekor. Hasil menunjukkan kelompok EBT dosis 70 mg/kgBB dan 140 mg/kgBB serta kelompok ETL memiliki rata-rata kadar SGPT lebih rendah yang signifikan secara statistik dibandingkan kelompok kontrol positif (p<0,05). Rata-rata kadar SGPT kelompok EBT dosis 70 mg/kgBB dan 140 mg/kgBB tidak berbeda bermakna secara statistik dengan kelompok ETL. Sehingga disimpulkan bahwa efek hepatoprotektor ekstrak benalu teh dengan dosis tersebut sebanding dengan ekstrak temulawak.