Analisis Risiko Kesehatan Penggunaan Bahan Kimia di Unit Laboratorium Pendidikan Pontianak
10 Halaman
Penulis
ISSN
2745-8598 (ONLINE)
Penerbit
Universitas Airlangga
Diterbitkan pada
30/11/2023
Bahasa
Indonesia
Kata Kunci
Abstrak
Latar belakang: Kualitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja laboratorium harus terus ditingkatkan. Upaya yang bisa dilakukan adalah menilai risiko dari bahan kimia yang digunakan untuk mengetahui tingkat risiko dari penggunaan bahan kimia, mengetahui risiko ada pada kategori diterima atau tidak diterima, dan mengetahui usaha yang dilakukan untuk mengendalikan risiko. Usaha yang tepat untuk mengendalikan risiko dapat mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta peningkatan pada produktivitas kerja. Tujuan: Mempelajari tingkat risiko kesehatan penggunaan bahan kimia di Unit Laboratorium Pendidikan Pontianak Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif untuk menilai risiko kesehatan dari bahan kimia yang digunakan. Penelitian menggunakan standar Australia/New Zealand 4360:2004 yang dimodifikasi dengan penilaian risiko terhadap bahan kimia Universitas Arizona 2007. Penelitian dilakukan dalam waktu 1 bulan. Sampel berjumlah 24 bahan. Data dianalisis secara deskriptif dengan pendataan dan pengidentifikasian menurut dampak kesehatan dari setiap bahan kimia, kemudian risiko bahan kimia dianalisis menurut standard dan menentukan tingkat risiko bahan kimia. Hasil: 21 Penilaian tingkat risiko menunjukkan sebanyak 21 (87,5%) bahan kimia masuk dalam kategori extreme risk dan risiko terkecil dari bahan kimia yaitu ada pada tingkat high risk sebanyak 3 (12,5%) bahan kimia. Kesimpulan: Tingkat risiko kesehatan penggunaan bahan kimia berada pada kategori extreme risk. Menyediakan sarana Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai standar diperlukan sebagai upaya pengendalian risiko, penataan bahan kimia, menyediakan exhaust fan lemari asam dengan kemampuan daya hisap yang sesuai standar baku, pemasangan ventilasi, melengkapi MSDS bahan kimia, pembentukan tim Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan emergency respon, pengadaan pelatihan kepada laboran, penyediaan menu makanan untuk detoksifikasi, penyusunan safety induction, dan penyerahan laporan hasil analisis risiko kepada pengambil kebijakan untuk ditindak lanjuti.