Pemilihan Obat Antidiabetik Oral pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Risiko Tinggi untuk Kejadian Kardiovaskular
11 Halaman
Penulis
ISSN
2549-0621 (ONLINE)
Penerbit
Universitas Indonesia
Diterbitkan pada
31/12/2020
Bahasa
Indonesia
Kata Kunci
Abstrak
Pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular. Sebelum era cardiovascular trial outcome (CVOT), bukti efikasi obat oral diabetes (OAD) golongan lama seperti metformin, sulfonilurea, tiazolidindion, glinid, dan inhibitor alfa glukosidase dalam menurunkan risiko kejadian kardiovaskular sangatlah terbatas. Sejak 2008, semua OAD wajib memiliki data CVOT. Penghambat DPP-4 bersifat netral terhadap risiko kejadian kardiovaskular, sedangkan penghambat SGLT-2 dilaporkan dapat menurunkan risiko kejadian kardiovaskular secara bermakna. Temuan ini bahkan turut mengubah panduan pengelolaan DMT2 yang dikeluarkan oleh American Diabetes Association – European Association for the Study of Diabetes (ADA-EASD) di akhir tahun 2018. Namun demikian, penggunaan penghambat SGLT-2 di Indonesia sepertinya akan terkendala dalam hal biaya. Bila dibandingkan dengan pendekatan multifaktorial secara intensif yang berusaha menurunkan glukosa darah, lipid, tekanan darah, berat badan, dan pemberian aspirin; ternyata pendekatan multifaktorial ini dikaitkan dengan penurunan risiko kejadian kardiovaskular yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah. Dalam era JKN, diperlukan kendali mutu dan kendali biaya, nampaknya upaya pendekatan multifaktorial akan masih menjadi pilihan utama dalam rangka menurunkan kejadian kardiovaskular pada penyandang DMT2 di Indonesia.