Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dari Kombinasi Kulit Jeruk Siam (Citrus nobilis L.) dan Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon L.) dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1 Pikrilhidrazil)
7 Halaman
Penulis
ISSN
2828-2116
Penerbit
Universitas Islam Bandung
Diterbitkan pada
18/07/2024
Bahasa
Indonesia
Kata Kunci
Abstrak
Antioksidan merupakan senyawa penting dalam tubuh kita karena tugasnya memblokir atau menghambat molekul radikal bebas. Radikal bebas memiliki elektron yang tidak berpasangan pada kulit terluarnya, sehingga sangat reaktif dan dapat menyebabkan reaksi berantai yang berkelanjutan. Jeruk siam (Citrus nobilis) dan jeruk lemon (Citrus limon) adalah tanaman yang sangat baik untuk antioksidan karena mengandung vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan kombinasi kedua buah menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Metode maserasi digunakan dalam proses ekstraksi kedua bahan dengan pelarut etanol 96%. Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa-senyawa fitokimia dalam simplisia dan ekstrak. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan mengukur nilai IC50 menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum 516 nm, dengan vitamin C sebagai pembanding. Hasil skrining fitokimia pada simplisia dan ekstrak menunjukkan bahwa kulit jeruk siam (KJS) mengandung senyawa alkaloid, polifenolat, flavonoid, saponin, antrakuinon, serta monoterpen dan seskuiterpen. Sedangkan pada simplisia dan ekstrak kulit jeruk lemon (KJL) mengandung senyawa alkaloid, polifenolat, flavonoid, antrakuinon, monoterpen dan seskuiterpen, serta triterpenoid dan steroid. Pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak kulit jeruk siam memiliki nilai IC50 = 373,63 ppm, sedangkan ekstrak kulit jeruk lemon memiliki nilai IC50 = 26,43 ppm. Kombinasi ekstrak kedua kulit jeruk menunjukkan nilai IC50 = 183,52 ppm dengan perbandingan 1:1. Dengan demikian, ekstrak KJL memiliki potensi aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak KJS. Kombinasi ekstrak KJS dan KJL memiliki potensi aktivitas antioksidan yang lebih lemah dibandingkan dengan ekstrak KJL tunggal.